Rabu, 21 Februari 2018

jejak langkahnya

JejaklangkahnyaHasil gambar untuk gambar jejak langkahnya

Kamis, 6 April 2017

 hampir saja hamba itu mengalami keputusasaan. Sungguh sangat merasa putus asa. Siang ini, bayangan kekhawatiran dari hamba itu muncul satu per satu secara beruntun. Kekhwatiranakan rasa kecewa orang tuanya terhadapnya, kekhwatiranakan memalukan dirinya untuk keluarganya, kekhawatiran akan hutang keluarganya yang ia bayangkan akan semakin bertambah tiap tahunnya, kekhawatiran akan masa depan adik-adiknya, kekhawatiran akan masa depannya, ditambah dengan runting tas mendekati Kekasihnya yang semakin menurun menjadikan hamba itu ingin cepat-cepat tidak sengaja meninggalkan kesempatan itu.Pertahanan itu.Pertahanan jiwa hambaituretak, ketikatiba-tibaterlintaskelakuan sang baginda. Integrasi menyadari hal itu dan memutuskanuntukmenutup mulut dan tidak berdiam diri untuk berusaha kembali menguatkan jiwanya. Saat itu adalahwaktu maghrib menjelang isya. Hamba itu memberikan rumah depan yang seharian belumdibereskan. Kemudian menyapu rumahtengah yang hampir satu bulan belum dibereskan. Sambil menyapu, hamba itu membuka kembali neuron-neuron positifnya. Tidak seharusnyaakuselaluberpikirannegatifterhadap sang bagindadantidakseharusnyaakubermukacemberutterhadap sang ratudanputrinya.Akalnyamenyadarikesalahannyadanhatinyamengasihiperbuatannya. Akan tetapihambaituengganmelakukannya.  Namun, tiba-tibaterlintas di pikirannyaperkataankekasihKekasihnyalakukakanlahamalansebanyakbanyaknyaseakan-akan, esokkamuakantiada. Terlintas pula pesandari novel yang seharusnyatidakhambaitubacaHidupituperkarabersyukur. Hambaitu pun menguatkanjiwanyakembali. Ketikahambaitumendengarperkataankasar sang putrikepadabaginda, Hambaituberpikirgranattersebutakanmeledakterlebihdahulusebelumpinnya di Tarik. Semogatidakterjadi, amiin.Bismillah, Insyaallahmulaimalaminiakuakanmemanfaatkanwaktukusebaik-baiknyauntukKekasihku.Aku memulai dengan mengirimkanlamaranpekerjaansesuaiinformasiyang akudapatdarigrup. Saat browsing, akumenyadaribahwahatiku sangat rindu terhadap Kekasihku. Aku pun satu persatu membuka grupsosmed yang menurutkumampumembawakusemakinmendekatkeKekasihkudanlebihmenghargai sang bagindadan sang ratu. Dari grupsosmed,akumendapatkanhalamansebuah web. Saatituakumenyesalakancelakanyadirikutelahmembuang-buangwaktukuhanyauntukmenantidanmenunggu. Di web tersebut, akumengetikkan ‘orang tuadananak’ padakolomcari. Banyaksekaliartikel yang terpampang yang menungguuntukakujelajahi. Artikel yang pertamamenarikperhatiankuadalahtentangHak-HakAnak. Beliauberkata, “Tentanghakanak, cintaidansayangilahia.Didiklahiadanmaafkanlahkesalahan-kesalahan yang diperbuatnyaselakuanakkecil, perlakukanlahdenganlembahlembutdanbantulahia.Sebabcaraitubisamencegahterulangnyakesalahan, melahirkankasihsayangdantidakmemprovokasinya. Cara ituadalahjalan paling pintasuntukperkembangannya” Perkataanbeliaulangsungmembawakuuntuksedikitmengoreksi Sang Baginda. Apakah yang dilakukan sang bagindaduluadalahpendidikan yang tepat? Apakah yang dilakukan sang bagindaduluadalahmencintaidanmenyayangi yang benar? Apakah yang dilakukan sang bagindaduluadalahbenar-benarmemaafkan?Jawabannyabisaiyabisatidak. Hanyasaja,sekarangakumencobauntukselaluberpikirbahwa yang lalubiarlahberlaludanmenjadikanmasalaluituadalahsebuahpembelajaran yang sangatmahalharganya. Yang akubutuhkansekarangadalahbagaimanacaranyaakumelatihsifat-sifat yang telahbeliaukatakanuntukbekalkunanti? Apatolakukurbahwahaltersebutdapatdikatakansebagaimencintaidanmenyayani? Lemahlembut yang bagaimana yang dicontohkan? Apakahiniakanhanyamenjadirentetanpertanyaan?Intinya,akusedangberusahauntuktidakseperti Sang baginda, walaupunsedikitbanyakakumemilikikelakuan sang baginda.  Duh Kekasihku, bantuakuuntukmengurangisifatcelakaku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jejak langkahnya Jejaklangkahnya Kamis, 6 April 2017  hampir saja hamba itu mengalami  keputusasaan. Sungguh sangat merasa putus...